The 'I’ll Catch Up Later' Trap: Bagaimana Menunda Menabung untuk Pensiun Membawa Masalah Keuangan Besar di Masa Depan
KEUANGAN & INVESTASI
4 min read


"Saya akan menabung untuk pensiun nanti saja, ketika kondisi keuangan saya sudah lebih stabil."
Pernahkah Anda mengucapkan kata-kata ini? Mungkin saat Anda merasa gaji Anda cukup pas-pasan, atau karier Anda belum berkembang seperti yang Anda harapkan. Rasanya, pensiun adalah hal yang masih jauh dari bayangan Anda, kan? Bukankah ada banyak hal lain yang lebih mendesak dan lebih penting sekarang? Dan akhirnya memulai perencanaan pensiun hanya menjadi angan - angan, terlintas dipikiran namun tidak pernah direalisasikan.
Namun, tahukah Anda bahwa keputusan untuk menunda menabung pensiun adalah salah satu kesalahan finansial terbesar yang bisa Anda buat?
Saya ingin mengajak Anda berhenti sejenak dan berpikir. Apa yang terjadi jika Anda terus menunda persiapan pensiun Anda? Apa yang akan terjadi pada keuangan Anda dalam 10, 20, atau bahkan 30 tahun ke depan?
Bagaimana ini Menantang Saya
Beberapa tahun yang lalu, saya berbicara dengan seorang teman lama saya, seorang profesional muda yang baru saja mendapatkan pekerjaan tetap. Dalam percakapan kami, dia mengatakan sesuatu yang mengejutkan, "Saya merasa belum saatnya menabung untuk pensiun. Lagipula, saya masih muda, masih ada waktu untuk itu." Apakah Anda juga pernah atau saat ini berpikir yang sama juga?
Sebagai seorang family wealth & retirement planner, saya langsung merasa cemas.Saya pernah berada di posisi beliau dan merasakan betapa menyesalnya saya tidak merencanakan pensiun saya sejak awal. Saya mencoba menjelaskan bahwa menunda menabung pensiun itu berbahaya, tapi dia hanya tersenyum dan bilang, "Saya akan mulai nanti saja. Sekarang saya mau fokus sama karir saya dan menikmati jerih payah saya bekerja." Saya pikir mungkin dia hanya belum tahu betapa besar dampak dari menunda-nunda ini.
Setelah beberapa tahun, saat dia mencapai usia 40-an, masalah itu datang menghampiri. Gaji yang lebih tinggi, namun pengelolaan keuangan yang kurang baik, membuatnya merasa tertekan. Setiap kali dia mencoba menabung untuk pensiun, selalu ada kebutuhan mendesak lainnya yang muncul. Akhirnya, tabungan pensiun yang bisa dia kumpulkan jauh dari cukup untuk memastikan hidup tenang di masa tua.
Kisah teman saya adalah kisah yang sering saya dengar dari banyak orang, terutama di usia 50-an saat memberikan seminar dan coaching persiapan pensiun. Mereka dulu merasa bahwa pensiun itu masih jauh, dan akhirnya mengabaikan pentingnya persiapan dini. Hingga akhirnya ketika waktu pensiun kian dekat, mereka berkata, "seandainya saya mempersiapkannya dari dulu."
The Trap of Procrastination (Jebakan Menunda)
Menunda-nunda untuk memulai pensiun adalah jebakan psikologis yang sangat mudah dijatuhkan. Ketika kita masih muda, kita merasa bahwa waktu kita masih banyak. "Ah, Saya masih punya 10 tahun lagi untuk bekerja," pikir kita. Namun, kenyataannya, waktu itu lebih cepat berlalu dari yang kita kira. Dan tiba - tiba tahun depan perusahaan Anda menginformasikan kalau Anda pensiun tahun depan.
Sekarang, saya mau mengajak Anda menguraikan kenapa menunda itu sangat berbahaya. Misalnya, jika Anda mulai menabung di usia 25 tahun, saat Anda baru beberapa tahun bekerja, dengan menyisihkan Rp 1 juta per bulan selama 30 tahun, Anda akan memiliki tabungan pensiun yang jauh lebih besar daripada seseorang yang baru mulai menabung di usia 40 tahun. Mengapa? Karena bunga majemuk, atau compound interest, akan bekerja lebih efektif jika kita mulai lebih awal. Semakin cepat kita menabung, semakin kecil jumlah yang perlu kita sisihkan per bulan untuk mencapai tujuan yang sama.
Namun, jika Anda menunda hingga usia 40-an, Anda tidak hanya harus menyisihkan lebih banyak uang setiap bulan, tetapi Anda juga akan kehilangan kesempatan untuk memanfaatkan bunga majemuk yang seharusnya sudah bekerja untuk Anda. Anda akan merasa kesulitan menabung karena semakin banyak komitmen finansial lainnya, seperti membayar utang, biaya pendidikan anak, atau bahkan cicilan rumah.
The Struggles of "Catching Up" Later
Tentu saja, banyak yang berpikir, “Saya masih bisa mengejar ketinggalan nanti.” Tapi, apakah itu benar-benar mungkin? Menabung untuk pensiun di usia 40-an atau 50-an tidak semudah itu. Semakin lama Anda menunda, semakin besar tekanan finansial yang harus Anda tanggung untuk mengejar ketertinggalan. Saya sangat merasakannya!
Misalnya, jika Anda mulai menabung di usia 40 tahun, dan Anda ingin mengumpulkan Rp 1 miliar untuk pensiun dalam 25 tahun, Anda harus menyisihkan sekitar Rp 40 juta per tahun atau lebih dari Rp 3 juta per bulan. Ini adalah jumlah yang jauh lebih besar dibandingkan jika Anda mulai menabung di usia 25 tahun, di mana Anda hanya perlu menyisihkan sekitar Rp 1 juta per bulan. Seiring bertambahnya usia, semakin sulit untuk menyisihkan uang karena ada kebutuhan finansial lainnya yang semakin mendesak.
Saya tahu ini bisa terasa menakutkan. Jika Anda merasa sudah terlambat, Anda mungkin merasa putus asa dan terjebak. Tapi percayalah, ini bukan akhir dari segalanya. Anda bisa mulai kapan saja, meskipun langkah pertama Anda kecil. Yang penting adalah mulai sekarang!
Aplikasi dalam Kehidupan
Saya ingin Anda membayangkan diri Anda 10 tahun dari sekarang. Apa yang Anda rasakan jika Anda sudah memulai menabung untuk pensiun sejak sekarang? Mungkin Anda merasa lebih tenang karena sudah menyiapkan sebagian kecil dari pendapatan Anda untuk masa depan. Tidak ada lagi rasa cemas tentang bagaimana Anda akan hidup setelah pensiun.
Namun, jika Anda terus menunda, bagaimana perasaan Anda 10 tahun dari sekarang? Anda mungkin merasa tertekan karena tabungan pensiun Anda belum cukup, dan Anda mulai menanggung beban untuk mengejar ketertinggalan. Lebih buruk lagi, Anda mungkin merasa kehilangan banyak kesempatan yang bisa dimanfaatkan jika Anda mulai lebih awal.
Ini adalah pilihan yang harus Anda buat sekarang. Jangan biarkan diri Anda terjebak dalam perangkap menunda-nunda. Mulailah menabung sekarang, meskipun sedikit. Anda tidak perlu menunggu sampai Anda merasa "stabil" untuk mulai berinvestasi untuk masa depan.
Ambil tindakan sekarang juga. Berhenti berkata "ah, nanti saja" atau "Saya pasti lakukan ketika lebih stabil" dan segala alasan lainnya. Mulailah menyisihkan 5-10% dari penghasilan Anda setiap bulan untuk pensiun Anda. Tidak perlu besar, yang penting konsisten. Sayapun belajar, ternyata menjadi konsisten itu perlu dibangun sehingga menjadi kebiasaan.
Jika Anda merasa bingung atau tidak tahu harus mulai dari mana, hubungi perencana keuangan atau advisor persiapan pensiun yang Anda kenal . Lakukan konsultasi pribadi mengenai perencanaan pensiun yang tepat untuk Anda. Pesan saya, jangan biarkan masa depan finansial Anda terganggu hanya karena menunda-nunda.
Mulai sekarang, untuk pensiun yang lebih tenang dan sejahtera di masa depan!