Pengingat Pribadi: Anak Anda BUKAN Investasi Masa Pensiun Anda
PERTUMBUHAN PRIBADI
3 min read


Bayangkan Jika Anda di Posisi Anak Anda
Bayangkan Anda baru saja mempunyai pekerjaan impian, mengumpulkan tabungan untuk masa depan Anda dan pendidikan anak - anak Anda yang masih dibangku sekolah, dan membangun keluarga kecil yang bahagia. Lalu, tiba-tiba ada panggilan pesan whatsapp: "Nak, kamu bisa transfer Rp.....? Ini bapak mau belanja buat keperluan rumah. Uang yang kamu transfer bulan lalu sudah menipis. Bisa transfer ke rekening bapak?"
Bulan ini? Bulan depan? Setiap bulan? Dan bukan hanya untuk membantu sekali-sekali, tapi untuk menopang hidup mereka… seumur hidup. Kira - kira bagaimana perasaan Anda?
Beban? Stres? Perasaan bersalah? Dilema antara masa depan sendiri dan tanggung jawab terhadap orang tua? Belum lagi tuntutan anak dan pasangan, plus yang lainnya dan tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
Saya paham sekali situasi kita sebagai orang Indonesia, kebanyakan dari kita mempercayai bahwa sudah tanggung jawab anak untuk membiayai kehidupan orang tuanya ketika sudah bekerja. Salah satu yang saya pernah dengar adalah 'balas budi' karena sudah diurus orang tua hingga dewasa. Meski pernah ada guyonan dari salah satu kenalan saya yang terbebani "kan saya ga pernah minta dilahirkan, juga ya."
Sekarang, tanyakan ini ke diri Anda sendiri: Apakah ini yang Anda inginkan terjadi kepada anak-anak Anda?
Kesalahan Fatal dalam Mindset Pensiun
Di banyak budaya, termasuk Indonesia, kita diajarkan bahwa anak adalah "investasi masa depan." Kita membesarkan mereka, menyekolahkan mereka, dan berharap ketika kita tua, mereka akan "membalas budi" dengan menanggung kebutuhan finansial kita.
Tapi, mari kita pikir lebih dalam:
Apakah anak benar-benar berutang kepada kita secara finansial?
Apakah kita ingin mereka hidup dalam tekanan untuk menghidupi kita di saat mereka sendiri sedang berjuang membangun kehidupan?
Apakah kita rela melihat mereka menunda impian hanya karena harus menopang kita yang tidak siap secara finansial?
Faktanya, banyak anak dewasa yang terjebak dalam istilah "sandwich generation", yang harus menanggung biaya hidup orang tua sekaligus membangun masa depan sendiri. Mereka bekerja keras, tapi gaji mereka selalu habis untuk dua generasi: orang tua di atas dan anak-anak mereka sendiri. Ini bukan warisan yang seharusnya kita tinggalkan. Buat saya pribadi, bukan ini yang saya inginkan untuk generasi saya kelak. Meski, ya saya membiayai kebutuhan orang tua saya di masa tua mereka dan saya senang melakukannya meski orang tua saya merasa bukan tanggung jawab saya untuk menghidupi kehidupan mereka.
Bangun Masa Pensiun Anda Sendiri!
Jika kita benar-benar mencintai anak-anak kita, kita harus membebaskan mereka dari beban finansial kita di masa tua. Dan itu hanya bisa terjadi jika kita mulai merencanakan pensiun sendiri, dari sekarang.
1. Sadari bahwa Pensiun Itu Tanggung Jawab Anda
Pensiun bukan sesuatu yang bisa "nanti saja." Semakin cepat Anda mempersiapkannya, semakin kecil risiko Anda menjadi beban bagi anak-anak Anda.
Mulai dengan menjawab pertanyaan ini:
Berapa biaya hidup yang Anda butuhkan saat pensiun?
Apa sumber penghasilan pasif yang bisa Anda siapkan?
Bagaimana cara melindungi aset Anda agar cukup hingga usia tua?
Jika Anda belum punya jawaban yang jelas, saatnya bergerak sekarang.
2. Bangun Dana Pensiun yang Cukup
Pensiun yang aman bukan hanya soal memiliki tabungan, tapi memiliki strategi keuangan yang tepat. Beberapa langkah yang bisa Anda lakukan:
✅ Menabung & Berinvestasi Sejak Dini
Gunakan formula 50:50 Income—50% untuk kebutuhan saat ini, 50% untuk kebutuhan masa pensiun. Semakin dini Anda menabung dan berinvestasi, semakin besar efek compounding yang akan membantu Anda. Bila penghasilan Anda belum cukup untuk ini, ciptakan sumber penghasilan lain, mumpung masih muda, kuat dan sehat.
✅ Diversifikasi Sumber Penghasilan
Jangan hanya bergantung pada gaji! Bangun aset produktif seperti properti, bisnis, atau investasi di saham dan reksa dana. Ya, belajar melakukan diversifikasi atas aset Anda. Menabung di bank? Hanya membuat Anda berpacu dengan inflasi tanpa ada kenaikan nilai yang berarti.
✅ Proteksi Diri dengan Asuransi
Jangan biarkan biaya kesehatan menghabiskan tabungan Anda. Pastikan Anda memiliki asuransi kesehatan dan asuransi jiwa yang cukup. Bahkan, saya memiliki asuransi penyakit kritis untuk memproteksi penghasilan ketika terjadi sesuatu atas kesehatan saya & membiayai perawatan tanpa mengganggu tabungan dan aset yang saya bangun sekian tahun.
✅ Siapkan Pensiun Bebas Riba
Jika Anda ingin masa tua yang berkah dan tenang, hindari utang berbasis riba yang akan membebani Anda di kemudian hari. Masih berhutang? Fokuskan untuk menyelesaikan hutang segera, hidup cukup, dan jauhi riba dalam mengelola pengeluaran dan penghasilan Anda.
3. Ciptakan Second Career Sebelum Pensiun
Jangan berpikir bahwa pensiun berarti berhenti bekerja. Anda bisa tetap produktif dengan membangun karir kedua yang sesuai dengan passion dan pengalaman Anda, seperti:
Menjadi konsultan atau mentor di bidang Anda.
Membuka bisnis kecil atau usaha digital.
Menulis buku, mengajar, atau berbagi ilmu secara online.
Dengan second career, Anda tetap punya penghasilan tanpa harus membebani anak-anak.
Pensiun yang Layak Adalah Hadiah Terbaik
Mari kita ubah cara pandang tentang pensiun. Anak bukanlah rencana pensiun Anda. Anak Anda bukan investasi Anda di masa depan untuk kebutuhan Anda di masa pensiun. Mereka berhak hidup tanpa terbebani oleh keputusan finansial kita di masa lalu.
Jika Anda benar-benar mencintai mereka dan diri Anda sendiri, mulailah menyiapkan masa pensiun Anda sendiri dari sekarang.
Jangan tunggu sampai terlambat. Ambil langkah pertama hari ini. 🚀